www.itusaya.com/Tanah Toraja di diami oleh Suku Toraja yang memiliki daerah pegunungan dan mempertahankan gaya hidup yang khas dan masih menunjukkan gaya hidup Austronesia yang asli, mirip dengan budaya Nias. Daerah ini merupakan salah satu objek wisata di Sulawesi Selatan.
Teman-teman pasti tak asing lagi dengan wilayah ini, yang kerap dikunjungi para wisatawan mancanegara karena pesona wisata adat dan budayanya yang memikat. Sayang sih jika hanya sekedar mendengar namun belum pernah berkunjung untuk menyaksikan secara langsung. Namun tenang saja, kalaupun begitu, lebih baik lihat keindahan wisatanya melalui tulisan ini.
1) Air terjun Sarambu Sikore
Namanya sarambu sikore, wisata alam dengan dua buah air terjun yang berasal dari dua sungai berbeda jatuh dalam satu kolam yang sama dan mengalir keluar melalui satu aliran sungai.
Air terjun ini terletak di lembang awan rante karua kab. Toraja utara. Berjarak sekitar 50 kilometer dari kota makale. Air terjun ini dapat diakses dengan melewati kec. Kurra melalui jalur pangala’. Kendaraan tidak dapat menjangkau spot air terjun ini sehingga mengharuskan teman-teman untuk mengeluarkan tenaga sedikit untuk berjalan sekitar 2 kilometer melalui jalan setapak dengan melewati pinggiran tebing curam yang berkelok masuk ditengah hutan belantara. Lebih baik jika didampingi oleh masyarakat lokal.
Air terjun ini masih alami,jatuh dari ketinggian sekitar 90 meter dengan debit air yang cukup deras, lingkungan di sekitarnya pun masih asri dan sangat alami. Sehingga teman-teman bisa merasakan hembusan angin sepoi-sepoi dan nikmatnya air segar dari pegunungan.
2) Sarambu Marintang
Objek wisata ini terletak di Desa Kalean, Kecamatan Mengkendek. Air terjun ini terdiri atas beberapa gundukan dan membuatnya terlihat seperti memiliki 7 tingkatan. Tak hanya itu saja, tempat ini juga memiliki suguhan penampilan berupa areal persawahan, bukit, dan hutan. Keindahan yang masih asri dan alami akan membuat teman-teman sulit untuk berpaling.
3) Air Terjun Sarambu Ala
Sarambu Ala sebuah air terjun yang terletak di Kecamatan Awan Rantekarua, Toraja Utara. Tempat ini terbilang unik dan berbeda dengan air terjun pada umumnya karena di tempat ini selain akan menemukan air terjun, teman-teman pun akan merasakan sensasi berlibur layaknya di pesisir. Keberadaan gundukan pasir putih membuat suasananya tidak seperti kawasan air terjun pada umumnya. Tumpukan pasir di sekitar sungai ikut hanyut bersama arus dan turun ke kolam, lalu menumpuk dan menjadikan objek wisata ini seperti pantai.
4) Batutomonga
Batutumonga merupakan kota kecil yang terletak di lereng Gunung Sesean di kecamatan Sesean Suloara. Sekitar 24 kilometer sebelah utara dari kota Rantepao. Wisata ini memiliki panorama yang indah, disepanjang perjalanan dari kota Rantepao menuju Batutumonga dilalui jalan yang berkelok-kelok dan pada beberapa ketinggian dengan pemandangan yang sangat eksotik dapat dinikmati dengan suhu udara yang dingin dan segar.selain karena keindahnya kampung ini pun sering dijuluki negeri diatas awan karena berada disini seakan berada di atas awan.
5) Tinimbayo
Tinimbayo berada ketinggian 1225 mdpl dengan posisi koordinat S 02°54’13.9” dan E 119°54’12.4”. Tinimbayo Coffee Shop sebagai salah satu tempat terbaik untuk menyaksikan bentang keindahan alam Toraja dari ketinggian. Dari sini, teman-teman dapat menyaksikan indahnya hamparan sawah dan deretan rumah tongkonan yang dikelilingi hutan bambu.
6) Lo’ko Mata
Lo’ko Mata berada ketinggian 1458 mdpl. Disebut Lo’ko’ Mata karena batu alam yang dipahat ini menyerupai kepala manusia, tetapi sebenarnya liang Lo’ko’ Mata sebelumnya bernama Dassi Deata atau Burung Dewa, oleh karena liang ini ditempati bertengger dan bersarang jenis-jenis burung yang memiliki warna bulu indah serta dengan suara yang sangat merdu namun kadang-kadang menakutkan.
Konon katanya, pada abad ke-14 (1480) datanglah seorang pemuda bernama Kiding memahat batu raksasa ini untuk makam mertuanya yang bernama Pong Raga dan Randa Tasik. Selanjutnya pada abad ke-16 tahun 1675 lubang rang kedua dipahat oleh Kombong dan Lembang. Dan pada abad ke-17 lubang yang ketiga dibuat oleh Rubak dan Datu Bua’. Liang pahat ini kemudian digunakan sampai saat ini dan sudah menjadi tradisi. Adapun luas dari wisata ini mencapai ±1 hektar dengan jumlah lubang yang ada sekitar 60 buah.
7) Bukit Ollon Secara administrasi, Ollon terletak Buakayu, Bonggakaradeng, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Wilayah ini memiliki kontur wilayah berliku-liku, banyak bukit dan juga padang rumput yang awalnya biasa kemudian kini sudah disulap menjadi spot wisata yang banyak dikunjungi.
Bukit ini awalnya hanya dijadikan sebagai kawasan peternakan kuda ollon Sebelum mendadak berubah jadi destinasi wisata yang digandrungi oleh banyak orang.
Pengunjung yang datang ke sini bisa menikmati pemandangan yang indah, bermain di sungai yang mengalir di bawah, atau mengunjungi peternakan kuda. Oh ya, kalau kamu ke sini, jangan sungkan untuk belajar menunggang kuda yang dimiliki penduduk lokal. Dijamin seru dan menantang loh! Namun tetap berhati-hati karena disekitar kawasan bukit ini terdiri dari bukit yang terjal dengan jurang yang curam.
8) Bori Parinding
Megalitik Bori Parinding di Kalimbuang Bori Kec. Sesean, Kab. Toraja Utara, Sulsel. Situs megalitik tersebut berjarak sekitar 328 kilometer dari Kota Makassar.
Jika menempuh perjalanan dengan kendaraan pribadi atau bus butuh waktu sekitar 8 hingga 10 jam. Namun perjalanan jauh dan melelahkan akan terbayar lunas saat melihat dan menikmati keindahan situs Bori Parinding. batu-batu menhir berukuran raksasa, tersusun apik akan memanjakan mata teman-teman. Penampakan ini akan membuat teman-teman merasa kembali ke zaman purbakala. Situs purbakala Bori Parinding merupakan kawasan kuburan batu dan rante yakni lapangan rumput yang khusus digunakan untuk upacara penguburan.
Batu Menhir tersebut didirikan untuk menghormati pemuka adat atau keluarga bangsawan yang meninggal. Konon, bebatuan menhir ini ada yang berusia hingga ratusan tahun. Belum ada data pasti mengenai jumlah batu menhir di sini. Ada yang menyebut 102 buah, yakni terdiri dari 54 menhir kecil, 24 sedang dan 24 batu ukuran besar.
9) Museum Ne’ Gandeng
Museum Ne’ gandeng berada di tengah sawah. Tepatnya di Desa Palangi, Kecamatan Sa’dan Balusu. Ne’Gandeng merupakan salah satu tempat wisata yang juga berada disini. Wisata ini terkenal dengan tongkonannya yang begitu banyak sehingga membuat tempat ini memiliki keunikan tersendiri.
Museum ini letaknya tidak terlalu jauh dari Rantepao, hanya sekitar 10 kilometer. Transportasinya bisa menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat.
Disini teman-teman bisa menaiki tongkonan dan melihat isi yang ada di dalamnya. Museum ini awalnya hanya dijadikan sebagai tempat pelaksanaan prosesi pemakaman Ne’ Gandeng yang merupakan leluhur kampung di tahun 1994, sebagaimana yang diketahui bersama masyarakat Toraja adalah masyarakat yang menghormati leluhurnya. Kemudian dibangunlah museum ini, namun saat ini bukan hanya sekedar museum namun sudah menjadi bagian dari spot wisata yang kerap dikunjungi para wisatawan.
10) Patung Yesus
Lokasi: Puncak Buntu Burake, Kelurahan Buntu Burake, Kecamatan Makale, Kabupaten Tana Toraja
11) Agrowisata Pango-Pango
Pango-pango merupakan agrowisata yang terletak di Kota Makale, Tana Toraja (Tator). Kawasan wisata ini berada di puncak Gunung Pango-pango.
Teman-teman pasti tak asing lagi dengan wilayah ini, yang kerap dikunjungi para wisatawan mancanegara karena pesona wisata adat dan budayanya yang memikat. Sayang sih jika hanya sekedar mendengar namun belum pernah berkunjung untuk menyaksikan secara langsung. Namun tenang saja, kalaupun begitu, lebih baik lihat keindahan wisatanya melalui tulisan ini.
1) Air terjun Sarambu Sikore
Namanya sarambu sikore, wisata alam dengan dua buah air terjun yang berasal dari dua sungai berbeda jatuh dalam satu kolam yang sama dan mengalir keluar melalui satu aliran sungai.
Air terjun ini terletak di lembang awan rante karua kab. Toraja utara. Berjarak sekitar 50 kilometer dari kota makale. Air terjun ini dapat diakses dengan melewati kec. Kurra melalui jalur pangala’. Kendaraan tidak dapat menjangkau spot air terjun ini sehingga mengharuskan teman-teman untuk mengeluarkan tenaga sedikit untuk berjalan sekitar 2 kilometer melalui jalan setapak dengan melewati pinggiran tebing curam yang berkelok masuk ditengah hutan belantara. Lebih baik jika didampingi oleh masyarakat lokal.
Air terjun ini masih alami,jatuh dari ketinggian sekitar 90 meter dengan debit air yang cukup deras, lingkungan di sekitarnya pun masih asri dan sangat alami. Sehingga teman-teman bisa merasakan hembusan angin sepoi-sepoi dan nikmatnya air segar dari pegunungan.
2) Sarambu Marintang
Objek wisata ini terletak di Desa Kalean, Kecamatan Mengkendek. Air terjun ini terdiri atas beberapa gundukan dan membuatnya terlihat seperti memiliki 7 tingkatan. Tak hanya itu saja, tempat ini juga memiliki suguhan penampilan berupa areal persawahan, bukit, dan hutan. Keindahan yang masih asri dan alami akan membuat teman-teman sulit untuk berpaling.
3) Air Terjun Sarambu Ala
Sarambu Ala sebuah air terjun yang terletak di Kecamatan Awan Rantekarua, Toraja Utara. Tempat ini terbilang unik dan berbeda dengan air terjun pada umumnya karena di tempat ini selain akan menemukan air terjun, teman-teman pun akan merasakan sensasi berlibur layaknya di pesisir. Keberadaan gundukan pasir putih membuat suasananya tidak seperti kawasan air terjun pada umumnya. Tumpukan pasir di sekitar sungai ikut hanyut bersama arus dan turun ke kolam, lalu menumpuk dan menjadikan objek wisata ini seperti pantai.
4) Batutomonga
Batutumonga merupakan kota kecil yang terletak di lereng Gunung Sesean di kecamatan Sesean Suloara. Sekitar 24 kilometer sebelah utara dari kota Rantepao. Wisata ini memiliki panorama yang indah, disepanjang perjalanan dari kota Rantepao menuju Batutumonga dilalui jalan yang berkelok-kelok dan pada beberapa ketinggian dengan pemandangan yang sangat eksotik dapat dinikmati dengan suhu udara yang dingin dan segar.selain karena keindahnya kampung ini pun sering dijuluki negeri diatas awan karena berada disini seakan berada di atas awan.
5) Tinimbayo
Tinimbayo berada ketinggian 1225 mdpl dengan posisi koordinat S 02°54’13.9” dan E 119°54’12.4”. Tinimbayo Coffee Shop sebagai salah satu tempat terbaik untuk menyaksikan bentang keindahan alam Toraja dari ketinggian. Dari sini, teman-teman dapat menyaksikan indahnya hamparan sawah dan deretan rumah tongkonan yang dikelilingi hutan bambu.
6) Lo’ko Mata
Lo’ko Mata berada ketinggian 1458 mdpl. Disebut Lo’ko’ Mata karena batu alam yang dipahat ini menyerupai kepala manusia, tetapi sebenarnya liang Lo’ko’ Mata sebelumnya bernama Dassi Deata atau Burung Dewa, oleh karena liang ini ditempati bertengger dan bersarang jenis-jenis burung yang memiliki warna bulu indah serta dengan suara yang sangat merdu namun kadang-kadang menakutkan.
Konon katanya, pada abad ke-14 (1480) datanglah seorang pemuda bernama Kiding memahat batu raksasa ini untuk makam mertuanya yang bernama Pong Raga dan Randa Tasik. Selanjutnya pada abad ke-16 tahun 1675 lubang rang kedua dipahat oleh Kombong dan Lembang. Dan pada abad ke-17 lubang yang ketiga dibuat oleh Rubak dan Datu Bua’. Liang pahat ini kemudian digunakan sampai saat ini dan sudah menjadi tradisi. Adapun luas dari wisata ini mencapai ±1 hektar dengan jumlah lubang yang ada sekitar 60 buah.
7) Bukit Ollon Secara administrasi, Ollon terletak Buakayu, Bonggakaradeng, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Wilayah ini memiliki kontur wilayah berliku-liku, banyak bukit dan juga padang rumput yang awalnya biasa kemudian kini sudah disulap menjadi spot wisata yang banyak dikunjungi.
Bukit ini awalnya hanya dijadikan sebagai kawasan peternakan kuda ollon Sebelum mendadak berubah jadi destinasi wisata yang digandrungi oleh banyak orang.
Pengunjung yang datang ke sini bisa menikmati pemandangan yang indah, bermain di sungai yang mengalir di bawah, atau mengunjungi peternakan kuda. Oh ya, kalau kamu ke sini, jangan sungkan untuk belajar menunggang kuda yang dimiliki penduduk lokal. Dijamin seru dan menantang loh! Namun tetap berhati-hati karena disekitar kawasan bukit ini terdiri dari bukit yang terjal dengan jurang yang curam.
8) Bori Parinding
Megalitik Bori Parinding di Kalimbuang Bori Kec. Sesean, Kab. Toraja Utara, Sulsel. Situs megalitik tersebut berjarak sekitar 328 kilometer dari Kota Makassar.
Jika menempuh perjalanan dengan kendaraan pribadi atau bus butuh waktu sekitar 8 hingga 10 jam. Namun perjalanan jauh dan melelahkan akan terbayar lunas saat melihat dan menikmati keindahan situs Bori Parinding. batu-batu menhir berukuran raksasa, tersusun apik akan memanjakan mata teman-teman. Penampakan ini akan membuat teman-teman merasa kembali ke zaman purbakala. Situs purbakala Bori Parinding merupakan kawasan kuburan batu dan rante yakni lapangan rumput yang khusus digunakan untuk upacara penguburan.
Batu Menhir tersebut didirikan untuk menghormati pemuka adat atau keluarga bangsawan yang meninggal. Konon, bebatuan menhir ini ada yang berusia hingga ratusan tahun. Belum ada data pasti mengenai jumlah batu menhir di sini. Ada yang menyebut 102 buah, yakni terdiri dari 54 menhir kecil, 24 sedang dan 24 batu ukuran besar.
9) Museum Ne’ Gandeng
Museum Ne’ gandeng berada di tengah sawah. Tepatnya di Desa Palangi, Kecamatan Sa’dan Balusu. Ne’Gandeng merupakan salah satu tempat wisata yang juga berada disini. Wisata ini terkenal dengan tongkonannya yang begitu banyak sehingga membuat tempat ini memiliki keunikan tersendiri.
Museum ini letaknya tidak terlalu jauh dari Rantepao, hanya sekitar 10 kilometer. Transportasinya bisa menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat.
Disini teman-teman bisa menaiki tongkonan dan melihat isi yang ada di dalamnya. Museum ini awalnya hanya dijadikan sebagai tempat pelaksanaan prosesi pemakaman Ne’ Gandeng yang merupakan leluhur kampung di tahun 1994, sebagaimana yang diketahui bersama masyarakat Toraja adalah masyarakat yang menghormati leluhurnya. Kemudian dibangunlah museum ini, namun saat ini bukan hanya sekedar museum namun sudah menjadi bagian dari spot wisata yang kerap dikunjungi para wisatawan.
10) Patung Yesus
Lokasi: Puncak Buntu Burake, Kelurahan Buntu Burake, Kecamatan Makale, Kabupaten Tana Toraja
11) Agrowisata Pango-Pango
Pango-pango merupakan agrowisata yang terletak di Kota Makale, Tana Toraja (Tator). Kawasan wisata ini berada di puncak Gunung Pango-pango.