'Laha' Bete' Kuliner Tradisional Khas Sinjai

Itusaya.com merupakan media independen yang dikelola secara mandiri dengan menyajikan berbagai keindahan dan keunikan yang ada di alam semesta.

www.itusaya.com/Sinjai adalah salah satu daerah tingkat II di provinsi Sulawesi Selatan, Ibu kota kabupaten ini terletak di Balangnipa atau Kota Sinjai yang berjarak sekitar ±220 kilometer dari Kota Makassar. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 819,96 kilometer2 dan berpenduduk sebanyak kurang lebih 236.497 jiwa.

Sebuah kabupaten yang memiliki banyak kearifan lokal, bukan hanya dari segi spot wisatanya namun juga banyak dikenal dengan kuliner khasnya. Salah satu kuliner khas yang dimiliki yakni Laha’ Bete.

Laha' Bete merupakan kuliner khas kabupaten Sinjai. Kuliner yang terbuat dari bahan utama ikan ini menjadi salah satu kuliner terfavorite yang ada di kota ini. kuliner yang satu ini memiliki dua suku kata, yakni kata laha' yang berarti makanan yang bercampur kelapa, dan bete yang berarti nama dari salah satu jenis ikan.

Kuliner ini bukan hanya ada di kota ini namun dapat pula ditemukan di kota yang lain dengan istilah yang pastinya berbeda. Ada yang menyebutnya lawa' dalam bahasa bugis, adapula yang menyebutnya lahara’ dalam bahasa Makassar.

Namun meskipun dapat ditemukan di daerah lain tetapi bahan utama yang digunakan kadang berbeda. Ada yang memakai ayam, ada yang memakai sayuran, dan adapula yang memakai bahan utama dari buah. Tetapi khusus di kota ini menggunakan bahan utama dari ikan.

Ikan yang dipakai pun memiliki jenis khusus, hanya menggunakan ikan mairo. Kelebihan dari ikan ini karena posturnya yang kecil dan kenyal serta tekstur dagingnya lembut dan tidak memiliki banyak tulang yang sangat mudah dicabut atau dihilangkan.
www.itusaya.com

Kuliner Tradisional Khas Sinjai

Proses pembuatannya pun sangat simple, hanya dengan menyiapkan beberapa bahan seperti ikan mairo segar, kelapa parut setengah tua, bumbu yang terdiri dari garam, penyedap rasa, cabe rawit, cemangi, jeruk purut, dan bawang putih, yang seluruhnya dicampur dan diulek sampai halus.

Untuk mengelolahnya pun terbilang mudah. Hanya dengan mencabut tulang ikan dengan cara dibelah, dicuci hingga bersih agar bau amis hilang, selanjutnya ikan tersebut direndam dengan cuka selama 30 menit. 

Setelah daging ikan memutih maka, air cuka dibuang, terus ikan dicampur dengan bumbu yang sudah dihaluskan, kelapa parut yang sudah disangrai. Terakhir, tambahkan perasan jeruk purut dan cemangi agar harum.

Rasanya yang khas, nikmat dan lezat serta kaya kandungan menjadikan masakan yang satu ini menjadi kuliner yang banyak diminati oleh masyarakat sekitar. Makanya, sangat disayangkan jika berkunjung ke kota ini namun tidak menyempatkan diri untuk mencicipi kuliner khas yang satu ini.

Tapi tetap berhati-hati bagi yang tidak terbiasa karena bisa saja lidah teman-teman tidak bisa menerima. Makanya perlu penyesuaian terlebih dahulu.

IS Media menggunakan cookie untuk menawarkan dan memastikan pengalaman menjelajah yang lebih baik. Selengkapnya!