Yah, pulau Selayar menjadi penutup dalam perjalanan kali ini tanah sul-sel, pulau yang terkenal dengan spot keindahan laut, sangat mengagumkan bahkan terkenal hingga ke mancanegara. Namun, kali ini penulis tidak akan berbicara tentang indahnya pulau Selayar namun hanya akan bercerita tentang keindahan dari salah satu pulau yang ada dalam kawasan tersebut.
Mungkin teman-teman pernah mendengar tentang pulau Jinato, salah satu pulau yang terletak dalam kawasan Taka bonerate, tak jauh dari ibu kota kecamatan Taka Bonerate.
Akses ke tempat ini membutuhkan waktu sekitar 6 jam dari kota kabupaten untuk bisa mencapai mulut dermaga, menumpangi kapal sabuk Nusantara 50 yang memiliki rute salah satunya bisa sandar dipulau ini, namun hanya memiliki jadwal sekali dalam seminggu. Bukan cuman dari kota kabupaten, teman-teman pun bisa berangkat dari kota Makassar melalui pelabuhan Soekarno Hatta, namun membutuhkan waktu yang relatif lama. Yah, kira-kira sekitar 2-3 hari.
Pulau ini memiliki banyak keistimewaan dibandingkan dengan pulau-pulau lain dalam kawasan. Pulau yang memiliki luas sekitar 10 hektar persegi ini dapat dijangkau dengan berjalan kaki, dibagian barat terletak sebuah dermaga atau pelabuhan untuk menaikkan dan menurunkan barang dan pemumpang, dibagian selatan terdapat lidah berpasir atau pantai yang menjulur kelaut menyerupai lidah dengan kilauan pasir putih yang semakin menambah keindahan perawakan dari pulau ini.
Tak cukup itu saja, salah satunya adalah sinyal selular yang cukup memadai untuk berselancar internet, mengirim foto, berbagi cerita, hingga mengupdate status di sosial media. Selain itu Jinato ditunjang dengan fasilitas yang cukup memadai seperti pelabuhan, penyulingan air minum dan beberapa homestay Masyarakat Desa Konservasi yang dibina oleh Balai TN. Taka Bonerate.
Pulau yang mayoritas dihuni oleh suku Bugis ini memiliki panorama alam yang wajib untuk dikunjungi, baik itu bawah lautnya maupun pulau kecil tak berpenghuni yang berada tepat di sebelahnya, yaitu Pulau Lantigiang. Pasirnya yang putih menyilaukan mata serta air lautnya yang bening berwarna hijau toska menggoda untuk kita ber-snorkeling ria.
Pulau ini memiliki dua spot diving yaitu The Rivers dan Jinato Wall Paradise (JWP), kedua spot diving ini menyuguhkan keindahan terumbu karang, ikan berbagai jenis yang berwarna - warni dan jika beruntung teman-teman akan bertemu dengan Penyu dan Hiu yang lagi bermain di dinding tebing. Karena termasuk dalam untaian gugusan atol Taman Nasional Taka Bonerate yang terletak di selatan, menjadikannya pulau ini sebagai salah satu pintu masuk ke kawasan Taka Bonerate.Dari segi kekayàan ekosistem laut, masih terjaga dan melimpah karena nelayan tidak lagi menangkap ikan secara ilegal dengan bius dan bom, tetapi cendrung menggunakan alat yang ramah lingkungan.
Pengembangan wisata edukasi pun juga ada di pulau ini. Terdapat taman transplantasi karang yang dibuat oleh Masyarakat Mitra Polhut dan Kelompok Transplantasi Karang binaan Balai TN. Taka Bonerate di lokasi ini kita bisa belajar bagaimana proses transplantasi karang yang dipandu oleh masyarakat.
Pokoknya, teman-teman tidak akan pernah kecewa deh jika berkunjung ke pulau ini. Karena keindahan dan keramahan warga menjadi poin tambahan di pulau ini.
Selain itu, ada lagi nih teman cerita menarik dibalik penamaan dari pulau ini. Tapi penulis hanya akan menulis secara singkat. Menurut informasi dari warga sekitar yang penulis temui, konon katanya di zaman dahulu pulau ini tidak berpenghuni. Tetapi hanya terdapat hutan lebat dengan beragam pohon besar. Sehingga orang pertama yang bermukim disini memberikan nama pulau ini dengan julukan Jinato karena situasi dan kondisi pada saat itu, Jinato terdiri dari dua suku kata yakni ' Jin dan Ato'. Kata jin dipilih karena katanya dipulau ini banyak dihuni jin, dan Ato’ sendiri menurut istilah adalah kakek. Jadi jika di rangkaian penàmaan pulau ini disebut pulau kakeknya jin. Hal ini diperkuat dengan ditemukannya banyak keanehan oleh penduduk sekitar, bahkan hingga saat ini.
Penasaran bukan dengan keindahan dan cerita mistis dari pulau ini. Yuk, jangan lupa berkunjung untuk menyaksikan secara langsung tabir mistis dibalik keindahan dari perawannya.
Informan Iswan staf Jaga Wana.