www.itusaya.com/Ada pesona tersembunyi lain yang terletak di laut Indonesia, Taman Nasional Takabonerate. Taka Bonerate yang dalam bahasa Bugis mempunyai arti hamparan karang di atas pasir. Taka Bonerate terletak di Laut Flores bagian utara, sebelah tenggara Pulau Selayar, Sulawesi Selatan. Di sinilah surga karang aneka rupa terbentang di bawah laut kita. Tentu banyak yang belum tahu. Taman Nasional Taka Bonerate memiliki karang atol terbesar ketiga di dunia yaitu setelah Kwajifein di Kepulauan Marshal dan Suvadiva di Kepulauan Moldiva. Luas atol tersebut sekitar 220.000 hektar, dengan terumbu karang yang tersebar datar seluas 500 km².
Terumbu karang yang sudah teridentifikasi sebanyak 261 jenis dari 17 famili diantaranya Pocillopora eydouxi, Montipora danae, Acropora palifera, Porites cylindrica, Pavona clavus, Fungia concinna, dan lain-lain. Sebagian besar jenis-jenis karang tersebut telah membentuk terumbu karang atol (barrier reef) dan terumbu tepi (fringing reef). Semuanya merupakan terumbu karang yang indah dan relatif masih utuh.
Takabonerate memiliki 21 pulau dengan delapan diantaranya berpenghuni yaitu; Pulau Tinabo, Latondu Besar, Tarupa Besar, Rajuni Kecil, Rajuni Besar, Jinato, Pasitallu Timur dan Pasitallu Tengah. Sebagai titik pertemuan bagi warga dari timur Sulawesi Selatan seperti pendatang Bugis dari Bone dan Sinjai, warga berbahasa Makassar seperti Bantaeng dan Selayar dari Bantaeng dan Bulukumba, dari Buton, Kabaena hingga warga berdarah Flores. Tak mengherankan jika Takabonerate memiliki penduduk dengan ragam bahasa yang berbeda.
Pulau Tinabo adalah pusat wisata kawasan Takabonerate yang ditetapkan sebagai Taman Nasional pada tahun 2001. Selain kawasan atol terbesar ketiga di dunia, Takabonerate kaya akan spot diving yang unik. Itulah salah satu alasan pemerintah menetapkan Takabonerate sebagai Taman Nasional.
Tinabo adalah sebuah pulau kecil, panjang sekitar 1,5 kilometer dan lebar 500 meter, yang bertabur pasir putih selembut bedak bayi. Anda pasti akan berdecak kagum bahkan sebelum menjejakkan kaki di dermaga. Seluruh pulau dikelilingi oleh pantai berpasir putih, dikelilingi oleh air laut yang selalu jernih sepanjang waktu. Warna air di sekitar Tinabo semakin dalam berturut-turut kehijauan, biru muda, hingga biru tua menuju ke bagian laut yang lebih dalam.
Tak perlu berenang ke tengah laut, kita sudah bisa menikmati keindahan pemandangan bawah laut yang sangat cantik. Bagi yang tak tahu berenang, cukup dengan snorkling untuk mengintip karang-karang dan ikan-ikan beraneka warna di tepi pantai atau di sekitar dermaga.
Bagi Anda yang hobi menyelam, kawasan Takabonerate ini sangat tepat untuk wall-dive karena ada banyak kawasan dengan kontur dinding/jurang, area yang miring melandai hingga pulau-pulau bawah air. Selain itu, keindahan bawah air itu tidak hanya untuk penyelam, banyak tempat juga yang dapat dilihat keindahannya dari 0-5 meter dengan snorkling.
Air yg jernih dan ikan-ikan kecil warna warni yang melimpah serta terumbu karang yang beragam menjadi surga tersendiri bagi para snorkeler. Di tepian pantai pulau Tinabo ini kita juga bisa menyaksikan Baby Shark (bayi hiu) jenis Black Tip berenang dengan bebasnya.
Untuk menikmati surga tersembunyi ini memang akan mengeluarkan biaya lebih. Tapi, percayalah itu akan sebanding, bahkan lebih, dengan apa yang anda dapatkan di sana.
Terumbu karang yang sudah teridentifikasi sebanyak 261 jenis dari 17 famili diantaranya Pocillopora eydouxi, Montipora danae, Acropora palifera, Porites cylindrica, Pavona clavus, Fungia concinna, dan lain-lain. Sebagian besar jenis-jenis karang tersebut telah membentuk terumbu karang atol (barrier reef) dan terumbu tepi (fringing reef). Semuanya merupakan terumbu karang yang indah dan relatif masih utuh.
Takabonerate memiliki 21 pulau dengan delapan diantaranya berpenghuni yaitu; Pulau Tinabo, Latondu Besar, Tarupa Besar, Rajuni Kecil, Rajuni Besar, Jinato, Pasitallu Timur dan Pasitallu Tengah. Sebagai titik pertemuan bagi warga dari timur Sulawesi Selatan seperti pendatang Bugis dari Bone dan Sinjai, warga berbahasa Makassar seperti Bantaeng dan Selayar dari Bantaeng dan Bulukumba, dari Buton, Kabaena hingga warga berdarah Flores. Tak mengherankan jika Takabonerate memiliki penduduk dengan ragam bahasa yang berbeda.
Pulau Tinabo adalah pusat wisata kawasan Takabonerate yang ditetapkan sebagai Taman Nasional pada tahun 2001. Selain kawasan atol terbesar ketiga di dunia, Takabonerate kaya akan spot diving yang unik. Itulah salah satu alasan pemerintah menetapkan Takabonerate sebagai Taman Nasional.
Tinabo adalah sebuah pulau kecil, panjang sekitar 1,5 kilometer dan lebar 500 meter, yang bertabur pasir putih selembut bedak bayi. Anda pasti akan berdecak kagum bahkan sebelum menjejakkan kaki di dermaga. Seluruh pulau dikelilingi oleh pantai berpasir putih, dikelilingi oleh air laut yang selalu jernih sepanjang waktu. Warna air di sekitar Tinabo semakin dalam berturut-turut kehijauan, biru muda, hingga biru tua menuju ke bagian laut yang lebih dalam.
Tak perlu berenang ke tengah laut, kita sudah bisa menikmati keindahan pemandangan bawah laut yang sangat cantik. Bagi yang tak tahu berenang, cukup dengan snorkling untuk mengintip karang-karang dan ikan-ikan beraneka warna di tepi pantai atau di sekitar dermaga.
Bagi Anda yang hobi menyelam, kawasan Takabonerate ini sangat tepat untuk wall-dive karena ada banyak kawasan dengan kontur dinding/jurang, area yang miring melandai hingga pulau-pulau bawah air. Selain itu, keindahan bawah air itu tidak hanya untuk penyelam, banyak tempat juga yang dapat dilihat keindahannya dari 0-5 meter dengan snorkling.
Air yg jernih dan ikan-ikan kecil warna warni yang melimpah serta terumbu karang yang beragam menjadi surga tersendiri bagi para snorkeler. Di tepian pantai pulau Tinabo ini kita juga bisa menyaksikan Baby Shark (bayi hiu) jenis Black Tip berenang dengan bebasnya.
Untuk menikmati surga tersembunyi ini memang akan mengeluarkan biaya lebih. Tapi, percayalah itu akan sebanding, bahkan lebih, dengan apa yang anda dapatkan di sana.